Audisi Kedua Born to Protect, Universitas Pasundan Bandung Jadi Tuan Rumah.
Oleh Jurnalis TIF
Audisi kedua Program Born to Protect dalam rangka menjaring gladiator-gladiator muda di bidang cyber security resmi digelar di Universitas Pasundan Bandung, Jl. Dr. Setiabudhi No. 193 pada hari sabtu (30/7/2017).
Program tersebut digagas oleh PT. Xynexis International yang bekerjasama dengan APTIKOM serta didukung sepenuhnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Kompetisi berskala Nasional ini diharapkan dapat menjaring 10.000 kanditat talent Cyber Security Indonesia.
Seperti yang kita tahu, di era digital saat ini kebutuhan sumber daya manusia (SDM) Cyber security dengan skill dan kapabilitas yang baik sangatlah diperlukan. Dalam level global maupun nasional, masih terdapat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kesiapan SDM Cyber security, baik untuk Pemerintahan maupun untuk sektor private dan industri.
Maka dari itu diadakannya acara ini agar dapat menghimpun bakat-bakat Gladiator Cyber security. Born to Protect akan hadir di 10 kota di Indonesia untuk melakukan audisi. Bandung adalah kota kedua setelah Jakarta yang mengadakan acara tersebut, dan Universitas Pasundan Bandung menjadi tuan rumahnya.
Sekilas tentang program ini, yang dilansir dari laman resmi Born to Protect www.borntoprotect.id, mengatakan bahwa “Kami menggelar program untuk menemukan BIBIT UNGGUL SDM security IT yang memiliki MINAT, BAKAT, KEMAMPUAN dan PASSION untuk dibentuk menjadi GENERASI GLADIATOR IT INDONESIA. Kami mengundang anak-anak muda yang berminat untuk menjadi pahlawan bagi diri kamu dan Indonesia”.
Program Kompetisi ini akan memilih 100 gladiator IT untuk dididik menjadi Jagoan Cyber Security di event DIGITAL CAMP selama 2 Minggu. Dengan dibantu Mentor-mentor handal diharapkan bisa menciptakan talent yang berkualitas dari generasi muda Indonesia.
Born To Protect terdiri dalam beberapa rangkaian kegiatan antara lain Hacking Contest, Seminar, Train of Trainers, dan diakhiri dengan Digital Camp untuk peserta yang terpilih. Tak mau ketinggalan, mahasiswa Teknik Informatika UNPAS pun turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Ada yang hanya ikut seminarnya, ada pula yang ikut lomba untuk menunjukan skill Cybersecurity-nya. Terlebih materi yang diujikan pernah dipelajari dikelas Keamanan Informasi.
Beginilah antusiasme dari para peserta lomba, banyak diantaranya yang jauh-jauh datang dari luar kota untuk bertarung sebagai gladiator. Salahsatunya adalah Dika, mahasiswa Universitas Pakuan yang datang dari Bogor untuk mengikuti acara ini. Dika mengaku sudah siap bertading dan optimis lolos 100 besar diaudisi kedua ini. Ia datang ke Bandung beserta 30 rekan satu almamaternya dan didampingi dosen Pembimbing, Bapak Andi Chairunnas, M. Pd., M. Kom.
“Kami siap. Dan yakin menang! Karena sudah berlatih jauh-jauh hari” –ujar dosen UNPAK tersebut.
Hacking contest di Aula Hadji Hasan Moestopa, Universitas Pasundan Bandung
Selain lomba hacking, rangkaian kegiatan ini juga memuat Seminar Kesadaran Keamanan Informasi/Cybersecurity yang dapat dihadiri oleh Masyarakat umum beserta live hacking di Aula Saba Otto Iskandar Dinata, Universitas Pasundan Bandung.
Pembukaannya dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M. Si., M.Kom. Turut hadir Staf Mentri Kominfo dan Dirjen Kemanan Informasi Kominfo.
Berakhirnya rangkaian acara ini, berarti telah terpilih 100 gladiator IT yang akan didik menjadi jagoan cyber security, di event selanjutnya dan menunggu gladiator-gladiator terpilih dari kota lain untuk kemudian diseleksi kembali.
Inilah TOP 10 pada audisi Born to Protect Bandung kali ini. Sebanyak 20 orang Mahasiswa Teknik Informatika UNPAS berhasil menjadi 100 Besar.
Teman-teman yang minat dibidang cyber security dan belum terpilih jangan bersedih, karena roadshow pun akan dilanjutkan dikota lain seperti Malang, Medan, Palembang, Yogyakarta, Bali, Samarinda, Makassar, dan Manado.
Jadi bersiap-siaplah calon gladiator- gladiator berikutnya. Untuk Info lebih lanjut bisa dilihat di www.borntoprotect.id
//Liputan Oleh Hanifa Nurcahya : Foto oleh Budi Ramdhani