REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA
Oleh Hanifa Nurcahya
Arus globalisasi yang tidak terbendung lagi telah menjamah Indonesia, dampaknya adalah kita dituntut siap sedia dengan segala perubahan yang ada. Perubahan telah menyentuh seluruh aspek masyarakat, tak terkecuali aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang kita tahu, IPTEK telah mengubah wajah dunia secara signifikan pada revolusi generasi pertama.
Dan sekarang kita memasuki era revolusi industri generasi keempat, dimana banyak perubahan terjadi tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot. Sebagaimana pesan Kepala Negara kita, jika tidak ingin tertinggal dan tenggelam oleh pesatnya kemajuan teknologi, maka kualitas sumber daya manusianya harus ditingkatkan.
Mengiblat kepada hal itu, kita sebagai masyarakat kadang merasa was-was akan terpaan badai globalisasi, pendidikan tinggi pun dirasa sepenuhnya membekali seorang sarjana dalam menghadapi tantangan zaman. Apakah Perguruan Tinggi sudah siap melahirkan lulusan-lulusan yang benar-benar kredibel di bidangnya? Apakah sarjana siap menjalankan peran sebagai problem solving? Dan mahasiswa menjadi garda terdepan perubahan bangsa?
Disini penulis sebagai mahasiswa yang juga sering merasa was-was akan hal itu. Ini bukan persoalan lembaga pendidikan saja, namun juga kita mahasiswa yang memang dipupuk selama beberapa tahun lamanya dengan ilmu pengetahuan. Bisakah kita meghadapi persoalan tersebut dengan berbekal sks yang ditelan dibangku perkuliahan? Rasanya teori saja belum cukup, implementasi ilmu dan kemampuan merespon perubahan dengan cepatlah yang dibutuhkan. Kita tidak bisa serta merta menyontek pola kerja sebelumnya dengan berbasis template masa lalu, karena permasalahan yang dihadapi pun berbeda dari zaman ke zaman.
Kuliah di Teknik Informatika menjadi kebanggan tersendiri, bukan karena image jurusan ini yang dianggap keren saja, namun juga kita mahasiswa Teknik Informatika lah yang menelan porsi terbanyak tentang ilmu Teknologi Informasi dan harusnya menguasai ‘medan’nya Revolusi Industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan dengan iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi saat ini, sehingga sarjana lulusan Teknik Informatika kelak tidak was-was lagi.
Penulis sendiri kuliah dijurusan Teknik Informatika UNPAS, disini ada beberapa mata kuliah penunjang yang sudah mengarah kesana, diantaranya Manajemen, Internet marketing, dan Technopreneurship. Dengan tempaan berupa tugas dari dosen, hal ini yang akan menjadi pemicu mahasiswa untuk berkarya dan mengembangkan idenya tanpa rasa takut. Menjadi mahasiswa yang berada di zona nyaman memang mengasyikan, tapi membongkar kenyamanan (sebagai awal sebuah perubahan) itu sepertinya lebih keren.
Dilansir dari laman resmi Menristekdikti, menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, salah satunya yaitu dengan persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology(IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
Berangkat dari hal itu, lembaga pendidikan tinggi sebagai wadah ilmu, pertukaran pikiran, dan sarana pengembangan diri mahasiswa, harus didukung dengan tekad yang kuat dari mahasiswanya sendiri. Sehingga kesinergisan itu relevan dengan kemajuan bangsa ini. Dan kita sebagai mahasiswa Teknik Informatika menjadi harapan terbesar masyarakat di era Revolusi Industri 4.0. Berbanggalah!