Teknik Informatika UNPAS - TERBAIK.!
Teknik Informatika UNPAS - TERBAIK.!

Tujuan Pendidikan adalah Memanusiakan Manusia

Salah satu proses dari rangkaian kegiatan akademik diperkuliahan adalah penelitian tugas akhir, yang dimana hal tersebut menjadi syarat memperoleh gelar kesarjanaan strata-1. Pada puncak proses itu, penelitian mahasiswa akan diujikan sehingga secara sah dinyatakan lulus. Tidak sedikit dalam menjalani proses tersebut mahasiswa menghadapi berbagai hambatan, namun disanalah pola pikir mahasiswa terbentuk, bagaimana memecahkan persoalan dan mencari solusinya.

Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu tindakan proses belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran / intelektual atau hematnya “memanusiakan manusia”. Hal ini seperti yang dikemukakan dalam teori humanistik yaitu lebih menekankan isi pada proses, yang disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan serta kebutuhan belajar siswa dan potensi lingkungan dalam mengembangkan dirinya (self actualization). Dalam hal ini, pendidik –diranah kampus; dosen– sebagai fasilitator, sedangkan mahasiswa berperan sebagai pelaku utama (student center).

Setelah berjalan jauh bersama, ujung akhirnya mahasiswa yang telah menempuh berbagai persyaratan akan diluluskan dan berhak menyandang gelar sarjana serta diharapkan berperan dikehidupan nyata. Pada hari Senin (12/11/2018), Prodi Teknik Informatika UNPAS meluluskan 118 mahasiswa pada Sidang Terbuka Yudisium Gelombang 1 tahun ajaran 2018/2019. Dengan rincian lulusan regular pagi; 99 orang, regular sore; 9 orang, akademik kerjasama 10 orang.dan menobatkan Syauqi Rahmat Sugara sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,98.

Beberapa dosen turut menghadiri kegiatan ini, dengan dipimpin oleh koordinator TA, Bapak Sali Alas Majapahit ST., M.Kom. rangkaian kegiatan yudisium pun dimulai. Amanat Ketua Prodi Teknik Informatika UNPAS, ibu Dr. Ayi Purbasari ST., MT. yang mengucapkan selamat kepada mahasiswa/mahasiswinya yang sudah berjuang sedemikian rupa hingga akhirnya bisa lulus dan diwisuda, “Bukan perjalanan yang mudah, semua sudah bekerja keras, membuat bangga dengan banyak hal, setiap anak punya perjalanannya masing-masing. Pesan saya, tidak berhenti menyerah”. –tuturnya.

Kehidupan pasca kampus adalah saatnya mengimplementasikan ilmu yang telah kita dapat. Dunia tanpa simulasi, no excuse, dimana kita menghadapi beberapa keadaan yang diluar rencana dan harus mengambil keputusan dengan cepat. “sesulit apapun keadaannya, berusahalah tetap tenang” pesan bapak M. Tirta Mulia ST., MT.

Beberapa dosen, dan staff pun memberikan kesan-pesannya. Kebanyakan menyampaikan perihal untuk tetap rendah hati dan selalu menempatkan adab diatas ilmu. Seperti yang diutarakan Bapak Rudi, staff TU “Se-sukses apapun kalian dimasa depan, jangan sombong, bantu teman-teman lain yang belum dapat pekerjaan dan jangan lupa bersedekah”.

Ibu Dr. Ririn Dwi Agustin pun menyampaikan agar para alumni untuk tetap komit melakukan sesuatu yang tidak hanya baik, tapi juga benar. “Meskipun seperti menggenggam bara api, tetaplah berbuat baik dan benar. Berkorbanlah seperti dalam surah al-kautsar, tumbuhkan jiwa ‘hanya ini yang bisa saya berikan’, karena jika berpikir ‘Sudah ini yang saya berikan dan apa yang saya dapat?’ maka tidak benar”.

Dengan berakhirnya status mahasiswa bukan berarti berakhir pula proses belajar. Karena sejatinya proses pembelajaran terus berlanjut dalam kehidupan ini. Dengan kuliah dan menjalani proses akademik manusia dibentuk menjadi ‘manusia’.

Leave a Reply