Teknik Informatika UNPAS - TERBAIK.!
Teknik Informatika UNPAS - TERBAIK.!

Workshop Computational Thinking dan Sosialisasi Bebras Challenge 2018 untuk Guru SMP dan SMA/SMK

Pemanfaatan teknologi telah menjamah semua lini dalam kehidupan. Menyikapi kemajuan teknologi ini, standar lulusan berbasis kompetensi abad 21 pun kian meningkat. Maka dari itu, lembaga pendidikan dituntut mampu menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah satu bentuk peningkatan kompetensi lulusan yang bisa dikembangkan diawal proses pembelajaran adalah Computational Thinking (CT), yakni metode menyelesaikan persoalan dengan landasan ilmu Informatika. Berpikir secara komputasi mengajarkan untuk memahami suatu permasalahan secara logis dan mencari solusinya.

CT banyak digunakan untuk pemecahan masalah disemua disiplin ilmu; siswa diajak melatih kemampuan otak untuk membiasakan diri berpikir secara logis, terstruktur, dan kreatif. Langkah selanjutnya adalah untuk memecahkan masalah, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Mengingat pentingnya berpikir kritis, maka dengan melalui sosialisasi CT, diharapkan lembaga pendidikan jenjang sekolah menengah bisa mengimplementasikan pola pikir komputational pada peserta didik.

Sebagai bentuk pengabdian, Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan yang ditunjuk sebagai leading sector Fakultas Teknik untuk melaksanakan Workshop Computational Thinking (CT) dan sosialisasi Bebras Challenge 2018 kepada guru SMP dan SMK/SMA pada hari sabtu (3/10/2018) yang bertempat di kampus IV Universitas Pasundan Bandung dengan dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik UNPAS, Dr. Ir. Yusman Taufik MP. dan Ketua Prodi Teknik Informatika Universitas Pasundan, Dr. Ayi Purbasari ST., MT. serta Dosen lainnya yang turut hadir.

Kegiatan tersebut tidak lain adalah untuk membekali para pengajar tingkat sekolah menengah dalam mengajarkan pola pikir komputasional sejak dini. Jika mengiblat ke Negara maju, seperti Inggris, mereka percaya bahwa CT dapat membuat siswa lebih cerdas dan membuat mereka lebih cepat memahami teknologi yang ada disekitar mereka.

Workshop ini berisi materi yang disampaikan oleh dosen Teknik Informatika UNPAS dan beberapa latihan soal yang harus dipecahkan para peserta. Dua dari sekian banyak peserta yang hadir dalam workshop itu mengutarakan pendapatnya mengenai kegiatan tersebut. Ketika dijumpai Tim Jurnalis TIF – ibu Silfia, pengajar SMP Salman Alfarisi Bandung, menuturkan, “Alhamdulillah dapat Informasi mengenai Bebras itu apa, yang paling bermanfaat itu tentang Computational Thinking-nya, kebetulan disekolah juga sudah menerapkan pelajaran computer science jadi perlu banyak masukan, kemampuan apa yang harus dimiliki siswa”.

Hal senada pun diutarakan oleh staff pengajar SMP Pasundan 5 Bandung, bapak Ahmad yang menuturkan, “Jika diambil dari belakang tujuan kegiatan ini memang mengarah ke lomba Bebras Challenge, tapi sebelumnya kita dapat banyak pelajaran bagaimana guru mengajarkan logika berpikir logis pada anak, kalau saya lebih mengarah ke matematika, Logika matematika kan logika proses, tidak mungkin ada B jika tidak ada proses A”.

Selain workshop, ada juga sosialisasi Bebras Challenge 2018. Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking dikalangan guru dan murid mulai kelas 3 SD, serta untuk masyarakat luas. Dikutip dari situs resmi http://bebras.or.id, gagasan Bebras Computational Thinking Challenge yang saat ini diikuti oleh kurang lebih 50 negara di dunia adalah cara untuk promosi dengan menyelenggarakan kegiatan kompetisi secara daring (online), yang disebut sebagai “Tantangan Bebras”. Tantangan Bebras bukan hanya sekedar untuk menang. Selain untuk berlomba, tantangan Bebras juga bertujuan agar siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba.

Di Indonesia, kompetisi ini dapat dilaksanakan di sekolah yang mempunyai cukup komputer, atau di universitas pembina. Selama Kompetisi, siswa harus memberikan solusi untuk persoalan yang disebut “Soal Bebras”. Setiap soal Bebras mengandung aspek komputasi atau informatika dan dimaksudkan untuk menguji bakat peserta untuk berpikir komputasi atau informatika. Untuk menjawab soal-soal Bebras, secara alamiah, siswa dituntut untuk berpikir terkait dengan informasi, struktur diskrit, komputasi, pengolahan data, serta harus menggunakan konsep algoritmik.

Leave a Reply