Ada yang berbeda tahun ini dalam kegiatan wisuda Fakultas Teknik UNPAS dikarenakan pandemi Covid-19 yang masih melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Sebelum Covid-19 kegiatan wisuda biasanya dilaksanakan di Gedung Sabuga ITB, disambut meriah oleh para adik-adik tingkat dan pengurus himpunan. Namun, kali ini wisuda dibagi secara offline dan online. Wisuda dan wisudawan terbaik dari setiap Fakultas Sarjana dan Pasca Sarjana yang menghadiri wisuda secara offline, totalnya ada 16 orang. Kemudian untuk protokol kesehatan di dalam ruangan pengaturan tempat duduk di atur berjarak, kemudian menghindari kontak fisik dengan siapapun (termasuk dengan senat dan rektor ketika pelantikan atau pemindahan tali toga), lalu panitia pun menyediakan masker dan face shield yang wajib digunakan selama kegiatan.
Begitupun dengan Kang Aria Bisma Wahyutama, sebagai wisudawan terbaik se-Fakultas Teknik menghadiri wisuda secara offline di Hotel Arya Duta Kota Bandung pada tanggal 14 November 2020, kemarin. Untuk orang tua wisudawan dan wisudawati terbaik pun hadir ke Hotel Arya Duta, hanya saja tidak masuk ke ruangan wisuda.
“Saya tidak menyangka akan menjadi wisudawan terbaik, tidak berharap juga. Namun saat mengatahui bahwa saya adalah wisudawan terbaik sefakultas teknik tentu saya bersyukur, alhamdulillah luar biasa senang, karena masih dikasih rezeki juga untuk wisuda offline walaupun dengan segala keterbatasan.” Ujar kang Aria.
Kesan setelah melaksanakan wisuda offline dengan segala keterbatasannya pun dijelaskan oleh kang Aria, rasanya luar biasa. Memang berbeda, namun maknanya dan substansinya tidak berubah, dan memang menjadi lebih singkat, namun euforianya tetap dapat.
Kang Aria pun memberikan tips dan sedikit cerita dari prosesnya untuk menjalani masa perkuliahan dengan baik sehingga menghasilkan hasil yang baik pula. Time management dan skala prioritas yang baik, selalu buat jadwal, selalu urutkan prioritas. Kalau tidak bisa membuat jadwal perminggu maka perhari pun tidak masalah. Dan tidak musti ditulis juga, namun bisa dicatat diingatan, atau dibayangkan. Kapan menyusunnya? Kapan pun. Dan jadwal yang disusun tentu harus dilaksanakan dan harus dinamis. Misal kalau ada satu acara batal, maka harus dipikirkan baiknya kekosongan itu diisi oleh apa. Memang pada prakteknya tidak semudah itu, terkadang ada yang harus dikorbankan, namun itu adalah proses perkuliahan. Semoga pengalaman yang dibagikan oleh kang Aria dapat memotivasi teman-teman semua dalam menjalani perkuliahan dengan baik sehingga menghasilkan hasil yang baik pula.