Menjadi seorang mahasiswa Teknik Informatika tidak selalu berkuat dengan laptop saja. Banyak pula kegiatan diluar perkuliahan yang bisa diikuti guna menambah wawasan dan pengalaman. Mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) adalah salah satu wadahnya. Hal itu pula yang membuat Akhmad Syarif kaya akan pengalaman di dunia pramuka. Ketua Racana Letjen Mashudi (Pramuka Putra Universitas Pasundan) masa bakti 2017/2018 ini sebetulnya telah mengikuti organisasi pramuka sejak duduk dibangku SD, namun baru mengerti pramuka yang sebenarnya ketika digolongan Pandega –golongan Pramuka setelah Penegak, yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun–
Kegiatan kepramukaan yang melibatkan penjelajahan alam memberi pembelajaran kepada anggotanya untuk mengenal alam sekaligus menemukan kekuatan hebat dalam dirinya. Hidup didekat alam, makan dan tidur dalam pelukannya memberitahu hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Semakin tinggi berpijak, semakin menyadari bahwa dirinya kecil. Hal itu yang membuat Syarif mulai mengenali Bahasa alam. Kalau dalam pramuka mempelajari tentang sandi morse, kalau di Informatika mempelajari kode program yang harus dipecahkan. Sama-sama penuh tantangan.
“Pramuka dan Informatika itu sifatnya universal, hampir semua pelajaran yang didapat mengajarkan tentang manajemen”. Survival training, naik turun gunung yang penuh dengan halang rintang memberikan pengalaman bagaimana merasakan suatu keberhasilan melintasi tantangan. Sama hal nya ketika berhasil memecahkan kode program tentunya pasti diselimuti perasaan senang. Dalam penjelajahan tersebut kita dapat melatih diri, mengembangkan keterampilan intelektual, manajerial dan keterampilan emosional.
Dari pramuka pula Syarif bisa menjajaki beberapa gunung dan daerah di Indonesia. “Sebetulnya tidak ada perbedaan antara pramuka jenjang SD sampai SMA dan pramuka jenjang kuliah. yang membedakan hanya aspek pembinaan saja. Kalau SD sampai SMA yang dominan peran Pembina, kalau kuliah kebalikannya. Dari segi prestasi, kalau tingkat sekolah dengan ikut lomba sana sini, kalau tingkat kuliah dengan pengabdian masyarakat” –tutur Syarif.
Dalam pramuka pun diajarkan sandi morse atau sistem representasi huruf, angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Sama hal nya di Teknik Informatika yang mempelajari pemrograman, suatu rangkaian pernyataan atau deklarasi yang ditulis dalam bahasa pemrograman komputer yang terbaca manusia. Sama-sama butuh ketangkasan dalam memecahkannya.
So, menjadi mahasiswa Teknik Informatika tidak selalu berkutat dengan laptop, ya, banyak kegiatan diluar sana yang bisa diikuti selama menjalani proses perkuliahan. Jangan persempit dunia sebatas layar laptop, keluar dan menikmati keindahan alam bisa jadi salah satu pelepas penat sekaligus mengembangkan diri. Berbagi hal positif tentu membuat diri kita menjadi lebih berharga dari sebelumnya 🙂