Berita

5 Mahasiswa Teknik Informatika UNPAS Pertukaran Mahasiswa Ke Negeri Jiran, Bagaimana Kesan Pesan Mereka?

5 Mahasiswa Teknik Informatika UNPAS Pertukaran Mahasiswa Ke Negeri Jiran,

Bagaimana Kesan Pesan Mereka?

Pertukaran mahasiswa adalah salah satu program yang diminati sebagian mahasiswa di Indonesia yang ingin mencoba tantangan dalam dunia akademik. Beberapa kampus memfasilitasi program tersebut. Tujuannya pun beragam, dari negara tetangga sampai destinasi studi dunia. Semakin jauh jarak pertukaran mahasiswa meninggalkan lingkungannya, semakin besar pula tantangan yang dihadapi mahasiswa tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa yang melaksanakannya memiliki tantangan tersendiri dibandingkan mahasiswa pada umumnya.

Adapun manfaat dari program pertukaran mahasiswa ini yaitu memperluas cakrawala berfikir, karena mahasiswa dibiasakan dengan budaya dan lingkungan sosial yang berbeda, sehingga mereka terlatih menjadi masyarakat multikulturalistik dan diharuskan bisa bekerjasama dengan rekan yang berbeda negara. Selain itu, mahasiswa juga harus terbiasa dengan second language, yakni bahasa Inggris.

Manfaat penyelenggaraan program ini pun tidak hanya bagi mahasiswa, melainkan juga institusi pendidikan yang otomatis menambah pengalamannya dalam mengelola program layanan pertukaran mahasiswa. Universitas Pasundan, khususnya Prodi Teknik Informatika memfasilitasi program pertukaran pelajar untuk mahasiswanya. Kali ini adalah Universiti Utara Malaysia yang berkesempatan menjadi destinasi pertukaran mahasiswa dengan Universitas Pasundan.

Setelah sebelumnya 4 mahasiswa asal Malaysia tersebut mengenyam pendidikan di Universitas Pasundan selama satu semester. Kini giliran 5 mahasiswa Teknik Informatika berksempatan belajar di Negeri jiran. Terhitung sejak bulan februari 2018, Ridwan Saputra, Aria Bisma, Agung Nurrahadian, Mita Fauzia dan Gina Sonia yang beruntung mendapatkan kesempatan tersebut. Lantas, bagaimana kesan pesan mereka selama disana? Berikut jawaban mereka!

“Kehidupan kampus disini mahasiswanya seperti terbagi menjadi 3 ras; India, China, Melayu dan mahasiswa International pun ada. Orang-orangnya terbilang individualis, apabila tidak ada kepentingan, ya kita tidak perlu untuk menyapa atau bahkan ngobrol. Mungkin kalau dibandingkan dengan kehidupan kampus di UNPAS memang tak bisa dipungkiri menurut saya lebih hangat dan nyaman di UNPAS”. –tutur Agung. Stereotip orang Sunda yang ‘someah’ memang masih mengakar dilingkungan Universitas Pasundan.

Dalam hal perkuliahan, Aria berpendapat “Sejauh ini so far so good. Mampu mengikuti Mata Kuliah dengan baik, walau kadang terkendala dengan bahasa (terutama aksen dari setiap dosen yang berbeda) tapi hingga sekarang, masih bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Karena pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan suasana perkuliahan di Bandung. Jika dalam sisi tugas, sedikit lebih berat, tapi itu menjadi tantangan tersendiri”. Hal senada juga dilontarkan Ridwan, “Perkuliahan disini semua menggunakan Bahasa Inggris, dimana mulai dari cara menerangkan, cara presentasi serta ujian pun disini menggunakan Bahasa inggris. Sampai sejauh ini kami bisa mengikuti” –tuturnya.

Untuk tempat tinggal, mereka berlima tinggal di asrama. Tentunya dipisah antara laki-laki dan perempuan. “Kondisi asrama tidak seindah yang dibayangkan tapi tidak seburuk yang ditakutkan. Bisa dibilang cukup layak, Wi-Fi yang cepat (setidaknya cukup cepat untuk Streaming film berresolusi 1080p). Tempat tidur, papan tulis kecil, meja belajar, lampu belajar, lemari, dan kipas langit langit menjadi furnitur standard setiap kamar di asrama. Kamar mandi pun cukup layak. Air selalu tersedia, dan ada tempat khusus untuk mengambil air wudhu” –tutur Aria.

Satu hal yang patut diacungi jempol adalah Fasilitas. Di Universiti Utara Malaysia fasilitas sangat berlimpah. Baik itu untuk menunjang akademik, maupun non-akademik. Dan semua fasilitas disini, terbuka untuk seluruh mahasiswa, staf dan dosen Universiti Utara Malaysia. Mulai dari GoKart, Kayak, Golf, Kolam Renang ukuran Olimpiade, Trek Lari, Lapangan Sepakbola, Student Lounge, Perpustakaan yang bagus, Rumah Sakit yang lengkap, dan lain-lain. Web portal yang ada pun bersifat One Stop. Disana terdapat bukan hanya jadwal dan nilai, tapi materi Mata Kuliah, pengumuman tugas, bahkan submission tugas bisa dilakukan di web portal.

Sebagaimana perantau pada umumnya, kelima mahasiswa tersebut pun sering merasa homesick dengan kampung halamannya di Indonesia. Terutama citra masakan Indonesia dan Malaysia yang berbeda jauh. Tak heran, lidah mereka yang terbiasa dengan makanan Indonesia harus beradaptasi dengan jenis makanan disana.

Overall sejauh yang mereka rasakan, sangat menikmati kuliah disana, “Merasa beruntung karena bisa merasakan sekolah di tempat yang berbeda, bahkan di negara tetangga. Bisa punya temen banyak. Pengalaman yang orang lain belum tentu bisa rasakan juga itu kebanggaan tersendiri buat saya, walaupun di belakang itu ada banyak perjuangan yang harus di lalui” –ujar Mita.

Namun, mereka menyayangkan kurangnya rasa solidarity antar sesama mahasiswa. Ini perbedaan yang sangat mencolok. “Jangan salah sangka, mereka sangat terbuka dengan mahasiswa terutama dengan mahasiswa mobiliti dan Indonesia, seperti mereka mengadakan acara hiking khusus mobiliti, atau PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) mengadakan acara khusus untuk kami mahasiswa Indonesia. Tapi rasa kebersamaan ‘ala Teknik’ yang selama ini dirasakan di Bandung, tampak tidak begitu populer disini”. –tutur Aria.

Aria pun menambahkan  “Perbedaan dengan Di Fakultas Teknik Universitas Pasundan, yakni tidak adanya sistem yang mengikat terhadap pengganti Mata Kuliah jika dosen yang bersangkutan jika tidak hadir. Sehingga disayangkan, karena itu adalah hak sebagai mahasiswa untuk mendapatkan tatap muka pengganti jika dosen yang bersangkutan berhalangan hadir”. Namun itulah kelebihan dan kekurangan yang menjadi konsekuensi logis mahasiswa yang melakukan pertukaran. Menjadi tantangan tersendiri, sekaligus tempat penempaan diri untuk terus meningkatkan kualitas dirinya.

Semoga output dari program tersebut berdampak pada hubungan bilateral yang berkelanjutan antar dua Universitas yang berbeda Negara tersebut. Dan khusunya bagi mahasiswa yang mendapatkan kesempatan tersebut untuk terus berkembang dan bisa bermanfaat dikemudian hari.

Berita Terkait

Komentar

Leave a Comment :

Your email address will not be published.