Roadshow Gerakan 1000 Startup yang di laksanakan pada Sabtu 31 Agustus 2019 di Universitas Pasundan(UNPAS) kemarin telah berhasil mengubah pandangan peserta Roadshow yang takut atau ragu saat ingin memulai usaha mereka sendiri, Acara yang di buka oleh Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom selaku rektor UNPAS turut andil dalam memotivasi peserta Roadshow baik peserta dari UNPAS sendiri maupun yang lain (umum).
Materi Roadshow pertama yang di bawakan oleh Dyan R.Helmi membahas tentang potensi Startup yang ada di indonesia, menurut beliau Indonesia masuk urutan ke-7 sebagai pemilik 4 Unicorn terbesar di dunia yaitu GOJEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Dengan fakta seperti itu belau memaparkan bahwa di era digital ini seharusnya kita dapat dan mampu untuk memaksimalkan Startup yang sudah ada maupun yang baru saja mulai dengan memanfaatkan era digital saat ini. Gerakan Nasional 1000 Startup ini mempunyai visi untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan misi 1000 Digital Startup di tahun 2020 dan mencapai 10
Unicorn yang saat ini masih ada 4 unicorn saja.
Pendekatan yang diterapkan pada Gerakan Nasional 1000 Startup ini meliputi Ignition (Penyalaan), Networking Session (Sesi Jaringan) ,Workshop (loka karya), Hacksprint (lari cepat), Bootcamp (Pelatihan), dan Incubation(Inkubasi). Setelah pendeketan tersebut berhasil diharapkan dapat menghasilkan Startup-startup yang bersifat mandiri dan dapat berkembang dengan sendirinya.
Materi Selanjutnya di bawakan oleh Dimas Satrio Hutomo dengan judul Enterpreneurship dan Startup Mindset, materi dimulai dengan kata “Enterprenurship tidak untuk semua orang” dengan kata-kata seperti itu menandakan bahwa Enterprenurship itu hanya untuk beberapa orang saja dan tidak semua orang dapat menjadi enterpreneurship, saya cukup setuju dengan pernyataan itu namun dari sudut pandang orang yang tidak ingin sukses. Saat orang tidak ingin berusaha untuk mencapai kesuksesan maka pernyataan tersebut akan berlaku namun pernyataan tersebut akan terpatahkan saat orang tersebut ingin berusaha dan terus menerus bangkit saat dia gagal, dan setelah pernyataan itu membingungkan peserta Roadshow beliau memberikan contoh 10 orang terkaya di dunia yang memilih untuk terus berusaha dan tidak jatuh saat gagal dan mereka membuktikan kesuksesan mereka. Beliu melanjutkan dengan kata kedua yaitu “Semua orang memulai dengan canvas kosong dan yang kata ini di maksudkan untuk 10 orag terkaya itu juga” maksud kata kedua ini adalah seorang yang nantinya akan sukses sebenarnya dimulai dari tidak punya apa-apa alias kanvas kosong, Jeff Bezos dengan kantor sederhana dan plakat nama
Amazon.com yang menggunakan pilok sampai Steve jobs dan steve wozniak yang masih menggunakan garasi rumahnya untuk membuat sebuah Mac. Semua Usaha untuk menjadi Enterpreneurship itu membutuhkan proses yang panjang dengan tingkat kegagalan yang berbeda-beda tingkatannya setiap tahunnya, dan semakin besar
usaha anda maka semakin besar juga tingkat kegagalan yang akan anda hadapi, sebagai seorang Enterpreneur menurut Dimas Satrio Hutomo harus mempunyai mindset meliputi keluar dari zona nyaman, siap akan tantangan, membaca! ,melihat masalah dari banyak sudut pandang ,Memberikan nilai, Beraksi, gunakan kekuatan sebagi kekuatan, Banyak akal(cerdik), Cashflow oriented, perijinan hanyalah pilihan, mencari tahu apa masalah yang terjadi. Dan kata-kata yang terakhir dan dapat memotivasi peserta dalam memulai usaha adalah “jangan lakukan semua hal itu sendirian”.
Pemateri selanjutnya membawakan materi yang menggembirakan bagi peserta cewe yaitu Woman in Tech (peran wanita di dunia teknologi) oleh Pratiwi Sukmawati, kak tiwi sendiri ingin menginisiasi yang di khususkan untuk mendukung wanita di dunia teknologi dikarenakan banyak dogma yang mengatakan bahwa wanita harusnya hanya mengurus rumah dan tidak di tempatkan sebagai seorang pembisnis atau teknisi di era teknologi digital saat ini padahal faktanya 12 persen dari teknisi yang berkerja di startup silicon valley adalah wanita dan lebih banyak fakta lagi yang di berikan oleh kak tiwi mengenaik teknisi wanita. Kak tiwi menyayangkan saat fakta-fakta tentang wanita yang mampu dan mumpuni untuk menjadi teknisi tau pekerja di era sekarang di karenakan kurangnya edukasi tentang kesempatan di dunia teknologi karena ada Stereotype(pandangan) bahwa teknologi hanya untuk cowok.
Dengan pembawaan kak tiwi yang menolak pandangan itu dan dengan fakta-fakta kesuksesan wanita di dunia teknologi kak tiwi juga memberikan motivasi untuk peserta terkhusus wanita agar jangan takut untuk menjadi sukses walaupun ada dogma seperti itu, kak tiwi juga memberikan tips agar percaya diri bagi wanita yaitu dengan menggunakan lipstik yang tebal, berjalan dengan tegap dan tegas, lalu semua orang akan mendengarkanmu. tips tersebut memberikan nilai yang positif bagi peserta wanita yang datang pada Roadshow hari ini. Materi terakhir ini dibawakan oleh Alumni 1000 Startup Digital yaitu Reni Rusmiyati sebagai founder Temandengar yang membawakan materi tentang Temandengar itu sendiri, beliau memaparkan peran anak yang mempunyai kebutuhan khusus di era teknologi ini terkhusus anak tuli atau sering di sebut juga tuna rungu, beliau sedikit mengajarkan kepada peserta Roadshow bagaimana berkomunikasi dengan anak tuli, cukup menyenangkan belajar bahasa isyarat karena menurut saya juga dengan pandangan sebelah mata kita bahwa anak yang berkebutuhan khusus itu tidak mampu untuk ikut andil dalam era teknologi ini adalah pandangan yang salah dan hal ini di buktikan oleh ibu reni sebagai founder temandengar.
Materi-materi diatas yang di bawakan oleh pemateri-pemateri yang hebat membuat peserta tahu bahwa menjadi sukses di era sekarang tidak hanya berdagang atau menjadi pns dsb, namun menjadi enterpreneur dapat mambawa kalian untuk sukses dengan produk-produk yang ingin kalian buat baik itu jasa atau berupa produk fisik, di era digital ini tidak ada yang tidak mungkin dan buktikan lah.